• About
  • Contact

Bike to Batu Saung beach!, sekaligus wisata Imanku.

 on Tuesday 4 October 2016  


Rencanakan, laksanakan!, tidak butuh waktu lama, kurang dari 10 menit merencanakan lalu bergegas goes (baca:gowes sepeda) dari kecamatan Padarincang menuju pantai Batu Saung.

Tiga sepeda jenis yang berbeda menuju pantai ditempuh satu jam lebih yang jika ditempuh sepeda motor hanya 15 menitan saja dengan kecepatan rata rata 60 Km/h. Nampak tidak ada adrenalin dan tantangan jika fisik dan postur tubuh pembaca sekarang (yang atletis, jika tidak De El  hehe).

Lelah, susah, sekaligus senang bisa sampai target dengan fisik yang tidak begitu atletis namun tetap ganteng (mutlak), jujur saja berat badan saya 80 Kg, tinggi badan 155 cm meski kadang saya kekeuh tinggi badan saya itu 157 cm. Bayangkan mendalam lebih mendalam lalu tidur, eh ga usah tidur deng’ lanjutin baca lagi aja, seseorang berbadan gemuk (ok saya akui biar gampang nulisnya dan dipahami orang) berusaha sekuat tenaga mengayuh pedal sepeda dengan lintasan nanjak menurun hingga saya seolah merasakan ubun ubun saya mau pecah, lebay? Tidak ! coba kalian gemukan badan dan lakukan aktifitas ini, sama pasti ubun ubunnya nyut nyutan, coba saja!.

Menuju-nya sih hampir tak ada masalah, jalan masih terlihat jelas baik lobang maupun pengendara lainnya. Lain lagi dengan pulangnya, jamnya saya lupa tapi momennya saya ingat, tepat setelah adzan Magrib saya dan kawan kawan melanjutkan perjalanan pulang sembari cari Masjid untuk Shalat Magrib dan Isya. Sekedar info, gunakan rukhsoh , saya shalat diqashar/ diringkas antara Magrib dan Isya, caranya? Googling deh hehe.

Setelah Shalat ya jelas kami berdoa memohon keselamatan sama yang punya alam semesta “Alloh”, Bismillah kami lanjutkan, sampai ahirnya kami sempat berfikir untuk nge-gembel karena saking cape dan ketakutannya dalam jalanan gelap gulita. Ah cemen? Bukan, jalanan kampung berbeda, masih ada harimau (konon katanya), begal terjadi H-2 kita goes, belum lagi cerita mistik nenek gayung dan ular penunggu pohon terbesar se-Banten (belum ada penelitian, namun cek dan datangi, melongo dah ente) dan sebagainya.

Istirahat tak lagi terhitung sudah berapa kali beristirahat, satu hal yang mesti diketahui pembaca, saya bersepeda jarang membawa bahkan tidak pernah membawa uang, kalo pun bawa paling banyak bawa uang hanya 10 ribu aja, bukan apa apa, ini hanya supaya setelah olah raga tidak jajan dan makan lagi, sayang udah buang lemak masa timbun lagih!.

Gowes, tuntun (sunda: dorong sepeda) itu strategi saya jika kelelahan, oh satu lagi, satu orang cape semua istirahat hehe, bisa bisanya saya saja sih biar gak ditinggalin kalo saya yang kecepean dan alhasil saya yang banyak minta istirahat.
Suasana gelap gulita, membuat saya teringat dengan cerita jaman dahulu yang terperangkap dalam gua. Persis seperti itu saya merasa susah sebenar benarnya kesusahan, minta tolong kesiapa? Pulsa gak ada, ngeureunkeun (Indonesia: berhentikan) mobil tidak ada yang mau eureun, sementara kami akan lewatin jalan diyakini sebagian orang mistik. Kami bertiga berdoa, masing masing punya amal kebaikan, lalu ini yang saya ucapkan “ ya Alloh andai saja kebaikan itu yang pernah saya lakukan bisa menolong kami pulang dengan aman dan selamat, saya rela ya Alloh untuk dijadikan penonolong kami”,  jreng pertolongan datang, yak enggak lah.

Pertolongan tidak datang begitu saja, sampai saya terus melanjutkan perjalan dalam keadaan was was. Alloh memang hebat, maha hebat. Alloh eksekusi do’a kami dengan indah tetap dipermudah dan tetap sesuai rencana (gowes pulang pergi), bahkan kami sudah lupa dengan do’a yang kami harapkan untuk ada bantuan. Disela-sela kami lupa itu, Alloh kirim tiga orang untuk membimbing kami, menerangi (lampu) kami, hingga akhirnya saya dan kawan kawan sampai ke rumah dengan aman, tidak ada ketakutan, senang bahagia.

Siapa 3 orang itu? Bapak saya, adik bungsu saya dan teman bapak saya dengan satu motor. Hebat!
Alloh berikan yang terbaik, padahal saya minta Alloh datangkan mobil kemudian kami naik, tak peduli misi kami selesai atau tidak. Cantik sekali, Alloh bantu kami dan misi selesai.
Sekali kali deh ente coba buktiin berada dalam kesusahan dan langsung ditolong Alloh dengan cara yang cantik, enak bener dah!! , sensasi pertolongan dari yang maha penolong.

Bersepeda malam itu jadi wisata hati, wisata mata, wisata otot dan wisata IMAN!

Hanif hikmatyar awaludin [owner hanifpost]  

Bike to Batu Saung beach!, sekaligus wisata Imanku. 4.5 5 Unknown Tuesday 4 October 2016 Rencanakan, laksanakan!, tidak butuh waktu lama, kurang dari 10 menit merencanakan lalu bergegas goes (baca:gowes sepeda) dari kecamatan P...


No comments:

Post a Comment

J-Theme